Biografi Bung Karno yang Haulnya Diperingati Hari Ini Jumat 21 Juni 2024
Biografi Bung Karno yang Haulnya Diperingati Hari Ini Jumat 21 Juni 2024

Jumat, 21 Jun 2024 | 14:41:56 WIB, Dilihat 46 Kali

Oleh Rendi Febriansyah

Biografi Bung Karno yang Haulnya Diperingati Hari Ini Jumat 21 Juni 2024  Biografi Bung Karno yang Haulnya Diperingati Hari Ini Jumat 21 Juni 2024

Baca Juga : Sejarah Jempatan Panus Depok, yang Sudah Ada Sejak Tahun 1917


Hari ini, tepatnya pada 21 Juni 2024, adalah momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tepat 54 tahun yang lalu, pada tanggal 21 Juni 1970, Indonesia berduka atas wafatnya Sang Proklamator Kemerdekaan, Ir Soekarno.
Peringatan haul tokoh bangsa yang akrab disapa Bung Karno hari ini menjadi pengingat akan jasa-jasanya yang tak ternilai dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun bangsa Indonesia.

Bung Karno diketahui memiliki keturunan dari Jawa Timur dan Bali. Berikut biografi singkat dari Sang Proklamator Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Awal Kehidupan Ir Soekarno
Dikutip dari buku Soekarnoku, Soekarnomu, Soekarno Kita (2018) karya Hasna Wijayanti, Soekarno lahir di Surabaya pada Kamis, 6 Juni 1901, dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.

Raden Soekemi adalah bangsawan keturunan Sultan Kediri, sementara ibunya berasal dari Bali dengan kasta Brahmana, sebagai keponakan Raja Singaraja terakhir.

Ayah Soekarno, Raden Soekemi, adalah seorang guru yang mengajar di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Di sana, ia bertemu dengan Ida Ayu Nyoman Rai, wanita dari keluarga bangsawan Bali. Mereka pun menikah dan dikaruniai dua anak, yaitu Soekarno dan kakak perempuannya, Soekarmini.

oekarno lahir dengan nama asli Koesno Sosrodihardjo. Namun, karena sering sakit saat berusia 5 tahun, namanya diubah menjadi Soekarno. Ini didasari kepercayaan masyarakat Jawa bahwa nama yang terlalu berat dapat menyebabkan anak sering sakit.

Nama Soekarno diambil dari nama panglima perang dalam kisah pewayangan, yaitu Karna, yang diucapkan menjadi Karno, dengan awalan 'su' yang berarti 'baik'.

Saat masih kecil, Soekarno pernah tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo, di Tulungagung, Jawa Timur. Di sana pula ia mendapat pendidikan awal sebelum pindah ke Mojokerto untuk mengikuti orang tuanya yang dipindahtugaskan ke sana.

Pendidikan Ir Soekarno
Meskipun berasal dari keluarga ningrat, kehidupan keluarga Soekarno tidaklah bergelimang harta, terutama karena saat itu penjajahan Belanda masih berlangsung. Namun Soekarno tetap mendapat kesempatan mengenyam pendidikan di sekolah Belanda, HIS, pada 1908.

Kemudian, ia pindah ke Europeesche Lagere School (ELS) di Mojokerto dan menyelesaikan pendidikan dasar pada 1919. Setelah itu, Soekarno melanjutkan pendidikannya di Hogere Burger School (HBS) di Surabaya berkat bantuan teman ayahnya, HOS Cokroaminoto.

Cokroaminoto juga menyediakan tempat tinggal bagi Soekarno. Bersama Cokroaminoto, Soekarno mendapat pengetahuan yang luas dan sering bertemu dengan tokoh-tokoh perjuangan seperti Agus Salim, Abdul Muis, dan Alimin.

Soekarno mulai aktif dalam kegiatan perjuangan, seperti Tri Koro Dharmo yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java. Ia juga mendirikan organisasi bernama Algemene Studie Club di Bandung yang kemudian berkembang menjadi Partai Nasional Indonesia.

Perjuangan Meraih Kemerdekaan
Setelah aktif dalam perjuangan kemerdekaan, Soekarno terus-menerus diawasi oleh Belanda dan beberapa kali diasingkan.

Dikutip dari buku The Uncensored of Bung Karno: Misteri Kehidupan Sang Presiden (2016) karya Abraham Panumbangan, salah satu alasan Soekarno ditangkap adalah karena pidatonya di Yogyakarta yang dengan tegas menyebut Belanda adalah imperialis.

Pada 29 Desember 1929, Soekarno dipenjara di Sukamiskin, di mana ia menulis pledoi terkenal "Indonesia Menggugat." Soekarno baru dibebaskan pada 31 Desember 1931.

Kemudian, dia beberapa kali diasingkan, termasuk ke Flores dan Bengkulu. Selama masa pengasingan, semangat perlawanan Soekarno terhadap Belanda semakin kuat. Dia rumuskan berbagai rencana dan gagasan untuk kemerdekaan.

Saat masa pendudukan Jepang, Soekarno dibebaskan pada 1942. Jepang memanfaatkan Soekarno dan beberapa tokoh lain untuk menarik dukungan rakyat Indonesia. Melalui berbagai perundingan, Jepang dan para tokoh Indonesia sepakat membahas kemerdekaan dalam sidang BPUPKI dan PPKI.

Namun, para pemuda tidak puas dengan kemerdekaan yang diberikan oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan yang diraih tanpa campur tangan Jepang.

Pada 15 Agustus 1945, sekitar pukul 22.00, terjadi perdebatan antara Soekarno dan para pemuda di Jalan Pegangsaan Timur No 56. Chaerul Saleh meyakinkan Soekarno bahwa ribuan pasukan bersenjata siap mengusir Jepang untuk melakukan revolusi.

Soekarno menolak karena khawatir akan terjadi pertumpahan darah yang bisa merenggut banyak nyawa. Selain itu, dia merasa kekuatan militer Indonesia belum cukup kuat untuk melawan Jepang.

Akhirnya, pada dini hari 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diculik para pemuda ke Rengasdengklok. Mereka mendesak Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Setelah perdebatan, Soekarno akhirnya setuju untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Mereka kembali ke Jakarta, ke rumah Laksamana Maeda yang berani menjamin keselamatan para tokoh. Malam itu juga mereka menyusun teks proklamasi dan istri Soekarno Fatmawati menjahit bendera merah putih.

Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No 56. Bung Hatta menginstruksikan para pemuda yang bekerja di pers dan kantor berita untuk menyebarkan berita kemerdekaan ke seluruh dunia.

Akhir Hidup Ir Soekarno
Setelah memimpin Indonesia selama dua dekade, Soekarno turun dari kursi kepresidenan setelah peristiwa G30S/PKI pada 1965. Keadaan negara menjadi tidak stabil dalam berbagai aspek, termasuk kesehatan Soekarno yang semakin memburuk.

Pada 1967, Bung Karno dipaksa meninggalkan Istana Merdeka dan Istana Bogor setelah jabatannya sebagai presiden dicabut melalui Ketetapan No XXXIII/MPRS/1967. Penggulingan Soekarno berkaitan erat dengan kekacauan pasca-peristiwa Gerakan 30 September (G30S).

Soekarno hanya memiliki satu ginjal yang berfungsi dengan baik, sementara ginjal yang lain sudah mengeras. Setiap hari, Bung Karno harus mengonsumsi madu Arab dan 10 vitamin di pagi hari.

Di akhir hidupnya, Bung Karno menghabiskan hari-harinya di Wisma Yaso, tempat di mana ia ditahan. Ia mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain, termasuk keluarganya, karena penjagaan ketat oleh tentara.

Setelah bertahan 5 tahun, Soekarno akhirnya meninggal pada 21 Juni 1970. Ia sempat dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapat perawatan sebelum mengembuskan napas terakhir. Bung Karno dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

 



Sejarah Jempatan Panus Depok, yang Sudah Ada Sejak Tahun 1917
  • Sejarah Jempatan Panus Depok, yang Sudah Ada Sejak Tahun 1917

    Rabu, | 14:41:42 | 131 Kali


  • Pemkab Bekasi Kembangkan Makam Bersejarah Jadi Destinasi Wisata Religi
  • Pemkab Bekasi Kembangkan Makam Bersejarah Jadi Destinasi Wisata Religi

    Selasa, | 08:53:09 | 136 Kali


  • Sejarah Singkat Pangkalan Udara Bulak Kapal
  • Sejarah Singkat Pangkalan Udara Bulak Kapal

    Minggu, | 12:11:10 | 215 Kali


  • Masjid Jami Al-Istiqomah, Masjid Tertua di Depok
  • Masjid Jami Al-Istiqomah, Masjid Tertua di Depok

    Minggu, | 12:06:26 | 284 Kali


  • Nasi Ulam, Kuliner khas Betawi yang Berasal dari Tangerang
  • Nasi Ulam, Kuliner khas Betawi yang Berasal dari Tangerang

    Minggu, | 11:36:38 | 123 Kali