Desa Wisata Taro, Desa Kuno di Gianyar, Bali
Desa Wisata Taro, Desa Kuno di Gianyar, Bali

Kamis, 27 Jun 2024 | 09:19:23 WIB, Dilihat 31 Kali

Oleh Rendi Febriansyah

Desa Wisata Taro, Desa Kuno di Gianyar, Bali   Desa Wisata Taro, Desa Kuno di Gianyar, Bali

Baca Juga : Warga Padati Kota Tua Jakarta Saksikan Video Mapping Jakarta Light Festival


Desa Wisata Taro merupakan desa kuno di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Budaya dan tradisi masih terjaga.
Desa Taro hanya berjarak sekitar dua jam dari Denpasar. Desa itu berada di ketinggian 600-750 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang membuat udaranya sejuk.


Desa Taro adalah pemukiman yang dirintis oleh Rsi Maharsi Markendya. Dia datang ke Bali di abad ke tujuh. Markendya merabas hutan, membangun pemukiman dan persawahan dengan sistem irigasi yang disebut subak.

Desa Taro mendapat julukan "Bhumi Sarwa Ada" yang berarti serba ada. Julukan yang sesuai, karena desa itu memiliki berbagai kekayaan alam dan budaya yang bisa memikat hati banyak wisatawan. Bagi Rsi Markandya, desa itu juga memuliki segala hal yang diinginkan dan dibutuhkan saat dia membangun mendirikan kawasan itu. Tanah subur, air melimpah, udara sejuk, alam yang indah, dll.

Selain itu, desa tersebut dijuluki Pusering Jagat atau pusat semesta.

Sejak 2017, Desa Taro telah menjadi desa wisata. Melalui pondasi Tri Hita Karana, yaitu menjaga keseimbangan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, Desa Wisata Taro memilih tema destinasi yang berhubungan dengan alam dan spiritual.

"Mulai tahun 2017 akhir, kita garap semua destinasi itu 2018. Pembuatan masterplan dan menggali potensi itu sudah mulai di 2017. Akhirnya 2019 sudah mulai launching destinasi wisata," ujar I Wayan Gede Ardika, pengelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Taro.

Mengusung konsep 'Eco Spiritual Destination', Desa Taro menyajikan berbagai destinasi alam dan spiritual yang menjadi keunikan dan warisan budaya masyarakat setempat. Perpaduan antara tradisi spiritual dan keindahan alam akan membuat siapapun terpikat.

"Kami ingin membangun konsep desa wisata yang berkelanjutan, sehingga mengusung konsep 'Eco Spiritual Destination'. Kami menginginkan semuanya masih lestari dan menjadi warisan turun temurun, pariwisata adalah bonusnya," kata Ardika.

Kemudian, pada 2023, Desa Taro masuk dalam daftar Programme di United Nations World Tourism Organization (UNWTO) 2023.

 



Warga Padati Kota Tua Jakarta Saksikan Video Mapping Jakarta Light Festival
  • Warga Padati Kota Tua Jakarta Saksikan Video Mapping Jakarta Light Festival

    Senin, | 14:34:31 | 31 Kali


  • Suasana Terkini Transport Hub Dukuh Atas Usai Jadi Tempat Naik-Turun TransJ
  • Suasana Terkini Transport Hub Dukuh Atas Usai Jadi Tempat Naik-Turun TransJ

    Jumat, | 13:59:00 | 53 Kali


  • Pemerintah resmi menetapkan hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2024
  • Pemerintah resmi menetapkan hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2024

    Rabu, | 11:59:13 | 141 Kali


  • Taman Nasional Ujung Kulon telah ditetapkan sebagai Geopark oleh UNESCO
  • Taman Nasional Ujung Kulon telah ditetapkan sebagai Geopark oleh UNESCO

    Jumat, | 14:37:06 | 161 Kali


  • Pemerintah Jepang berencana mewajibkan Turis Indonesia, untuk melakukan tes TBC mulai tahun 2024
  • Pemerintah Jepang berencana mewajibkan Turis Indonesia, untuk melakukan tes TBC mulai tahun 2024

    Rabu, | 14:13:52 | 157 Kali