Baca Juga : Empat pekerja proyek tertimpa tembok saat sedang mengerjakan normalisasi kali Serua
Percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia disorot oleh Profesor Evvy Kartini, founder national battery research institute (NBRI).
Saat ditemui kantornya yang berada di kawasan Puspitek, Tangerang Selatan, Evvy tengah melakukan forum grup diskusi yang menghadirkan perwakilan dari industri kendaraan listrik jenis roda dua, perwakilan Kemenko Marves hingga Badan Standarisasi Nasional.
Kata Evvy, semakin banyak varian baterai yang masuk ke Indonesia akan membingungkan.
"Kalau mungkin ada kesepahaman swap station (pengisian) itu bisa digunakan bersama. Pakai motor apapun bisa tanpa mikirin brand. Di pihak pengguna ini akan sangat memudahkan," katanya, Senin (9/10/2023).
Industri pun dimudahkan karena tak perlu membuat swab station di semua tempat.
Menurutnya, pemerintah harus memikirkan standarisasi, industri, hingga pelaku di dalamnya.
"Kemudian, bicara baterai. Baterai terlalu banyak ragam. Ini harus dipahami juga kualitasnya berapa. Banyak baterai yang kita (masyarakat) tak tahu dalamnya apa. Hanya satu lewat spesifikasi tertulis," ucapnya.
Kata Evvy, saat didalami oleh pihaknya, banyak baterai yang di bawah kualifikasi.
Sumber: TribunTangerang.com