Baca Juga : Akui Pernah Terlibat Konflik, Prabowo Buka Peluang ke Timor Leste
Makin panas! Militer Israel siap melancarkan serangan di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon, dan keputusan soal ini akan segera diambil. Sementara kelompok Hizbullah di Lebanon, mengatakan bahwa mereka tidak berusaha memperluas konflik, tetapi siap untuk melawan serangan apapun yang ditujukan terhadap mereka.
Konflik antara Hizbullah dan Israel, yang terjadi bersamaan dengan perang Gaza, semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir. Ini menambah kekhawatiran bahwa konfrontasi yang lebih luas dapat terjadi antara kedua musuh yang bersenjata lengkap tersebut.
Kepala Staf Umum Militer Israel Herzi Halevi mengatakan tentara Israel siap melancarkan serangan di wilayah utara
"Kami bersiap setelah proses pelatihan yang sangat baik hingga tingkat latihan Staf Umum untuk melakukan serangan di utara," katanya, dikutip dari kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Rabu (5/6/2024). "Kami mendekati titik pengambilan keputusan," imbuhnya.
Permusuhan antara Israel dan Hizbullah telah menjadi yang terburuk sejak mereka melancarkan perang pada tahun 2006. Puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Hizbullah yang merupakan sekutu kelompok Hamas, mengatakan mereka menyerang Israel untuk mendukung warga Palestina yang dibombardir Israel di Gaza. Sebelumnya Hizbullah mengatakan akan melakukan gencatan senjata ketika serangan Israel di Gaza berhenti.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller mengatakan Washington "tidak mendukung perang penuh dengan Hizbullah", namun Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari serangan Hizbullah.
"Kami telah mendengar para pemimpin Israel mengatakan bahwa solusi yang mereka pilih adalah solusi diplomatik. Dan jelas itu adalah solusi yang kami sukai juga dan kami coba kejar,
Juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengatakan pertempuran di wilayah tersebut "bukanlah kenyataan yang berkelanjutan". Dia menambahkan bahwa Israel berkomitmen untuk memastikan kepulangan puluhan ribu warga Israel yang dievakuasi dari utara.
"Terserah Hizbullah untuk memutuskan apakah hal ini dapat dicapai melalui cara diplomatik atau dengan kekerasan," katanya. "Kami membela negara ini dan seharusnya tidak seorang pun yang terkejut dengan respons kami,