Sejarah Kelam Penjarahan Makam Orang Tionghoa saat Krismon 1998
Sejarah Kelam Penjarahan Makam Orang Tionghoa saat Krismon 1998

Rabu, 03 Jul 2024 | 15:39:02 WIB, Dilihat 22 Kali

Oleh Rendi Febriansyah

Sejarah Kelam Penjarahan Makam Orang Tionghoa saat Krismon 1998  Sejarah Kelam Penjarahan Makam Orang Tionghoa saat Krismon 1998

Baca Juga : Mengenal Sejarah Wayang Kulit di Indonesia dan Jenis-jenisnya


Sejarah kelam pernah terjadi di Indonesia tahun 1998 silam. Penjarahan merajalela di mana-mana. Bahkan, makam orang Tionghoa tak luput jadi sasaran.
Kerusuhan 1998 menyebabkan terjadinya penjarahan di pertokoan hingga pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota. Tak hanya itu, dampak krisis moneter (krismon) masa itu membuat warga juga menjarah kuburan.

Mengapa Warga Nekat Menjarah Kuburan Orang Tionghoa?
Di TPU Cikadut, yang notabene merupakan kuburan warga Tionghoa, banyak warga yang menjarah besi tiang hingga pagar yang terpasang di kuburan itu untuk dijual.

Tak hanya itu, oknum warga juga mencokel batu nisan, lantai hingga marmer yang terpasang di kuburan tersebut. Cerita kelam itu, dikisahkan oleh Husein salah satu warga Tionghoa yang ada di Kota Bandung.

"Pagar di makam-makam yang ada di Cikadut dijarah, ukiran dari bahan kuningan, itu untuk dijual. Belum lantai, nisan sampai marmer-marmer besar, itu waktu krismon," kisah Husein.

"Ngeri pokoknya waktu itu, sampai kuburan dijarah," tambah Husein.

Hal serupa juga dikatakan Sukanto Ali Winoto dari Forum Komunikasi Tionghoa Indonesia. Kerusuhan 1998 memang sangat berdampak pada kondisi perekonomian warga, hingga kuburan tak luput menjadi sasaran penjarahan.

"Dulu tahun 1998 ada penjarahan, pagar, keramik, granit, bahkan di batu nisa dicongkel," ujarnya.

Tak hanya di TPU Cikadut, hal serupa juga menurut Sukanto terjadi di Tiong Teng yang ada di daerah Kalitanjung, Cirebon.

"Besi-besinya diambil dan dijual, keramik dan granit dicongkel untuk dipasang di rumahnya," tuturnya.

Lebih parah lagi, ada makam yang sampai dibongkar dan digali karena mereka beranggapan di makam warga Tionghoa terdapat banyak harta yang dibawa oleh warga yang meninggal dan dikuburkan.

"Tidak ada, salah kaprah, orang Tionghoa dimakamkan tidak bawa perhiasan emas, tidak ada, ada yang digali mereka salah kaprah, memang ada peninggalan baju dan barang kesayangannya seperti kacamata, tapi kalau perhiasan tak ada," terangnya.

Sukanto menyebut, alasan warga menjarah kuburan Tionghoa tak lain dan tak bukan karena masalah ekonomi yang saat itu berantakan sehingga mereka yang tak bersabar terdorong untuk mencuri demi mendapatkan uang

"Ada juga yang sampai dibor, gak masuk akal," tambahnya.

Sejak kejadian itu, ketika ada warga Tionghoa meninggal akhirnya memilih dikremasi dengan alasan keamanan.

"Dikremasi, karena kalau dimakamkan dikhawatirkan ada penjarahan, ada pemerasan," ucapnya.

Meski demikian, baik di Cirebon atau pun Bandung, masih banyak warga Tionghoa yang memilih dikuburkan langsung. Tapi banyak juga yang memilih dikremasi.

 



Mengenal Sejarah Wayang Kulit di Indonesia dan Jenis-jenisnya
  • Mengenal Sejarah Wayang Kulit di Indonesia dan Jenis-jenisnya

    Kamis, | 09:53:16 | 58 Kali


  • Mengapa Negara Belanda Disebut Juga sebagai \
  • Mengapa Negara Belanda Disebut Juga sebagai \'Netherland\'? Ternyata Ini Artinya

    Rabu, | 10:19:23 | 63 Kali


  • Biografi Bung Karno yang Haulnya Diperingati Hari Ini Jumat 21 Juni 2024
  • Biografi Bung Karno yang Haulnya Diperingati Hari Ini Jumat 21 Juni 2024

    Jumat, | 14:41:56 | 62 Kali


  • Sejarah Singkat Pangkalan Udara Bulak Kapal
  • Sejarah Singkat Pangkalan Udara Bulak Kapal

    Minggu, | 12:11:10 | 227 Kali


  • Masjid Jami Al-Istiqomah, Masjid Tertua di Depok
  • Masjid Jami Al-Istiqomah, Masjid Tertua di Depok

    Minggu, | 12:06:26 | 299 Kali